Mengatasi semua masalah dan belajar spiritual apapun, silahkan email ke: rhjsudrajat@gmail.com. Cc Istposted@gmail.com. Atau komen di blog ini. On Progress: 1. Mengelola gunung emas untuk kemakmuran Indonesia dan dunia 2. Mengelola pembangkit listrik tenaga ombak. Setengah pulau Jawa akan gratis listrik. Setelah berhasil di Yogya, tentu bisa ditiru di seluruh Indonesia dan dunia Yang peduli, silahkan mendekat.
Label
- BANTUAN (19)
- GURU BESAR/ Kyai Sejati/ Ustadz asli (4)
- ILMU (11)
- LAKU SAYA (23)
- Obat Korona (1)
- PENGHAYATAN (29)
Kamis, 15 Mei 2014
Selasa, 15 April 2014
Kondisi SP/ RA kecil pasca PILEG
SP/ RA kecil cenderung lupa diri. Melupakan spiritual di belakangnya. Tanpa spiritual, dia tidak akan mampu menahan laju lawannya yang arogan. Ke depan, dia akan sakit- sakitan, stress dan terganjal masalah besar. Sekali lagi, mengubah takdir Allah, tidak selamanya baik. Meskipun terlihat baik pada awalnya. Mengedepankan perasaaan bahwa tidak ada yang lebih baik dari dia saat ini. Padahal Allah sudah menciptakan yang lebih baik dari SP/ RA kecil ini. Meskipun mungkin tidak di Pilpres sekarang. Meskipun tidak harus lewat jalur pimpinan negeri. Untuk pembelajaran ya nak. Jangan mudah lupa diri setelah diatas. Jangan melupakan spiritual di belakangmu. Target 30 %, hanya gol 20 % kok dibilang gagal. Padahal 30 % kan relatif, tidak sekedar hanya partaimu. bisa dengan koalisi partai lain.
Senin, 31 Maret 2014
Mengeluh
Ada teman instansi mengeluh lagi. Semoga ada hikmah untuk beliau. Semoga kuat ujian sehingga bisa naik tingkat.
http://www.kaskus.co.id/thread/5336f3e341cb17ad358b464c/lek-ga-saiki-kapan-maneh--hajat-tercurah-seorang-pns-djp
Jawaban:
http://www.kaskus.co.id/thread/5336f3e341cb17ad358b464c/lek-ga-saiki-kapan-maneh--hajat-tercurah-seorang-pns-djp
Jawaban:
Minggu, 16 Maret 2014
Sedikit Bantuan Doa untuk RIAU
Salah satu teman instansi menulis:
Lokalin:
Tulisan 13 Maret
Dear Friends,
Para Pemimpin yang dipercayakan Tuhan menjadi Pemimpin, Para Orang Tua
Sesepuh yang Penuh Kebijaksanaan..
Hari ini 13 Maret 2014, tanggal yang sakral biasanya, Friday (hr ini
bukan Friday sii) the Thirteen.. Film yang dulu ditunggu-tunggu. Duluuu, waktu
masi kanak2.. tp tgl 13 tidaklah seharusnya demikian… kalau hari ini memilih
menulis, itu karna sudah tak tertumpahkan lagi isi hati…
Semoga tulisan 13 Maret ini, terbaca oleh mu, Sahabat, Pemerhati, Para
Pemimpin yang kami jadikan Orang Tua bagi kami..
Cerita ini bermula saat keluarnya SK Penempatan, bangga akhirnya
ditempatkan, dipercaya Tuhan mengerjakan sesuatu yang besar, walau sedih juga
meninggalkan Medan utk mencintai kota baru.. Pekanbaru, Kota Bertuah.. September
2011.mencoba mengenal nya. Mencoba jatuh cinta.. J
Juni-Juli 2012 pertama kali merasakan Asap yang katanya ritual
tahunan di Kota ini.. Lumayan rasanya.. tapi dengan masker, dan semangat anak
muda, masih tak ada apa-apanya lah asap saat itu.. Masih dengan semangat
memantapkan diri meng HomeBase di Kota ini.. Krn bagi ku.. HomeBase adalah
dimana Keluargamu berada.. Menikah Juli 2012, Suami memutuskan pindah kesini..
karna menunggu istri menyusul ke Jakarta, mungkin akan lama.. Masih sama-sama
hati kami mencoba jatuh cinta pada Kota Bertuah.. Doakanlah Kotamu, agar damai
sejahtera turun atas nya dan bagimu yang tinggal di dalam
nya..
Juni-Juli 2013, ritual itu datang lagi… benarlah rasanya demikian,
sudah menjadi agenda tahunannya.. Liburan tengah tahun dari Jakarta. Masih di
pesawat saat mendekati landing time saat itu, tapi bau asap sudah menjemput..
bertambah pekat rasanya.. namun yahh tetap kita bertahan.. sekali
lagi, disinilah kita mencari makan, disinilah kita membangun rumah.. dimana
belahan hati berada, bagi kami itulah Home Base..
Januari 2014.. Puji Tuhan,, matahari mulai bersinar.. setelah
sepanjang Nov-Des 2013 yang dingin oleh hujan yg tumpah ruah membasahi.. saat
itu, sangat-sangat merindukan matahari rasanya..sungguh kebalikan dari perasaan
saat ini yg menangis dlm Doa untuk meminta Hujan.. Tapi itulah manusia..
Tapi kesenangan Januari 2014 itu mulai menyusut saat memasuki
Februari 2014.. oooooh asap.. semakin hari semakin pekat.. semakin bau.. semakin
kotor.. bertanya.. Kenapa bukan bulan Juni Juli? Kenapa awal tahun? Kala
pertanyaan itu belum terjawab, bertanya lagi..kenapa lebih 2 minggu? Dan hingga
saat ini. Kenapa tidak hujan? Kenapa makin pekat? Sampai kapan? Apa yang harus
kami lakukan?
Pertanyaan berubah menjadi khawatir ketika suami harus mengendari
motor setiap pagi, setiap sore menuju rumah kami yang kecil, yang kadang asap
terkungkung di dalam nya, dan harus diusir dengan kipas yg menari-nari
semalaman. Khawatir karna hari ini tenggorokan mulai sakit, minum sebanyak
apapun tapi tetap haus dan bibir pecah-pecah..
Khawatir dengan tanda ukur udara di jalan yang berubah dari “Sangat
Tidak Sehat menjadi Bahaya”, Khawatir dengan artikel seorang Dr Ahli Paru dari
RSUD Arifin Ahmad yang menyatakan Riau tidak layak huni, Khawatir dengan
Pernyataan oleh Pemimpin yang dituangkan dalam Judul Koran Tribun Pekanbaru
“Kita berserah pada Allah saja”., Khawatir dengan semakin banyaknya Pesawat yang
ditunda, di reschedule bahkan di batalkan penerbangannya…Khawatir dengan
aritkel-artikel yang bercerita tentang banyaknya pasien yang ISPA, Khawatir
karena di Kantor di ruangan lantai 3 ini dengan jendela tertutup, tanpa
ventilasi pun., asap memenuhi ruangan…
Teman-teman berbbm, ber Wa, ber twit.. sarankan untuk libur saja..
menjauh dari pekanbaru.. tapi tak semudah itu.. seadainya pun dapat pergi saat
ini.. bagaimana tahun depan? Mundurkah kami dari harapan untuk mencintai
HomeBase kami?
Bagaiman para Ibu penyapu jalan yang tidak mungkin pindah,
bagaimana anak-anak yang memang harus tumbuh besar di Bumi Lancang Kuning ini..
Bagaimana yang darah dan air matanya adalah cinta untuk Kota
ini?
Aku menulis karena tidak tahu, wahai para Pemimpin. Tidak kah bisa
mengirim hujan buatan lagi.. kalau sekali gagal, bisakah mencoba dua kali, kalau
gagal, bisakah tiga kali? Atau bisa kah yg seribu kali.. atau tidak pantaskah
kami di perjuangkan sampai beratus ribu kali? Bolehkan kami meminta perhatian mu
ya Bapak, orang tua kami, sedikit dari beratnya bebanmu utuk mengurus Bangsa
ini.. Diantara banyak bencana negri kita, bisakah kami meminta dana dan usaha
dari negara ini?
Untuk Pemimpin ku di Intansi ini.. hanya memohon Doamu ya Bapak..
semoga anak-anak Bapak yg mencintai pekerjaannya, yang dengan senang hati
mengganti HomeBase nya, menjadi tegar dimana saja HomeBase (belahan hati)nya
berada.semoga kami menjadi kuat, semoga kami menerima uluran perhatian dan
dukungan…
Penuh Cinta,
Perempuan yang mencoba menulis isi
hati…
Malamnya kucek, kuanalisa dan kudoakan untuk mereka. Lalu sedikit bantuan doaku:
Lokalin:
Ada kabar bahwa angin dan hujan akan
datang minggu ini. Angin berkekuatan sedang menuju utara, sedangkan gumpalan
awan mulai menuju Pekanbaru dan sekitarnya. Diamini saja, semoga
benar.
Saya pernah di Pekanbaru tahun 89an. Saat
itu tidak pernah terjadi kabut asap seperti ini. Cerita sejarah dulu, pendatang,
pemerintah dan masyarakat adat bersatu padu menjaga hutan. Sebetulnya,
masyarakat adat seharusnya tahu jika hutannya akan dibakar. Karena, setiap
jengkal tanah, termasuk hutan lindung sekalipun ada penguasa adatnya. Tidak akan
ada yang berani membakar tanpa sepengetahuan masyarakat adat. Hanya mencuri buah
nanas satu buah milik masyarakat adat saja sudah kena "voodo". Apalagi membakar
ribuan buah pohon milik mereka.
Analisis saya:
Ada
campur tangan sebagian masyarakat adat yang menikmati hasil pembakaran hutan,
kalau pemerintah jelas tahu. Soalnya, rata2 pembakar adalah calon pemilik
pabrik/ perkebunan yang izin ke pemerintah. Kalau hanya dibakar untuk menanam
lahan, ini cuman “omong kosong”. Selain itu, jangan terlalu berharap pada
pemerintah, mereka bukan orang lapangan.
Lalu
apa lagi penyebab pembiaran pembakaran hutan? Kurang pedulinya pendatang
terhadap masyarakat adat, sehingga mereka harus merelakan hutannya dijual. Coba
saja beri mereka pekerjaan atau alat pemotong kayu dan pembuat papan, pelatihan
pertanian dan perkebunan, maka hal ini dapat diminimalisir. Kalau yang mata
duitan ya tidak ada solusi lain selain melibatkan aparat penegak
hukum.
Kemudian,
apa yang bisa dilakukan ibuk untuk ikut peduli?
- Langkah
awal sudah benar dengan menulis di fordisk. Lanjutkan menulis di media social
dan tempat lain yang mendukung kepedulian ini. Misalnya di komunitas Jendela.
Perlu kesabaran dan ketekunan. Tulisan ibuk sudah cukup berisi, sehingga
InsyaAllah akan diterima. Kesabaran ini, misalnya saya pernah menulis di
bulletin Shalahudin DJP yang ada isi kritik budaya absen di DJP dibandingkan
dulu dan kritik terhadap Kraton yang baru kisruh dan mengorbankan rakyat, tetapi
ditolak. Akhirnya dengan membuat gaya bahasa yang berbeda dengan inti yang sama,
tulisan bisa masuk di Buku Berkah AR (meskipun belum ada kelanjutannya) dan
masuk di buku antologi “Berbagi” dari komunitas Jendela.
- Mencoba
merangkul organisasi social dan mahasiswa tentang penelitian pembakaran hutan
ini. Kemarin, organisasi di Yogya sudah coba saya contact, tetapi mereka belum
sanggup membantu. Baru focus di pengelolaan fakir miskin dan yatim piatu serta
program terbaru yaitu mencari orang tua asuh bagi salah seorang bayi yang baru
ditinggal mati bapaknya. Karena organisasi ini kekurangan tempat dan dana. Si
Ibu bayi merupakan salah satu contoh korban bully (dikucilkan di desanya)
sehingga harus mengungsi. Andaikan tidak ketemu organisasi ini dan Saudaranya
tidak membantu kemungkinan bayinya digugurkan dan ybs masuk penjara. Stop
bullying, OK?
Semoga
bermanfaat
#stop
bullying
Belum
tentu kamu lebih baik dari orang yang kamu hina. Satu jari menunjuk, maka empat
jari yang kembali. Tunjukkan kebaikan, maka 4 kali kebaikan yang akan kamu
terima kembali.
Yang
dibully pun gak usah lebay. Semua ada resikonya. Jika bisa bertahan dan
memperbaiki diri, maka akan ditingkatkan iman dan derajat takwanya. Kadang, itu
hanya perbedaan pendapat, belum saling mengenal dan mengedepankan persepsi
masing- masing.
Berapa persen ngefeknya, buktinya juga hujan turun setelah berbulan- bulan tidak turun hujan:
http://news.detik.com/read/2014/03/15/132537/2526702/10/setelah-disemai-garam-hujan-turun-di-pekanbaru
http://news.okezone.com/read/2014/03/15/340/955589/dua-bulan-diselimuti-asap-pekanbaru-akhirnya-diguyur-hujan
Pertanyaan yang sekarang justru timbul, adakah yang akan mempedulikan bayi yang ditinggal mati bapaknya oleh masyarakat Riau? Padahal tujuan utamaku adalah mengetuk hati mereka dengan balasan di fordisk instansiku. Minimal salah satu umat saja. Apakah mereka tahu bahwa doa harus dinyatakan dengan bukti, seperti contoh sohibbul kahfi yang tertidur di gua bertahun- tahun. Maka, kemarin kukatakan dalam doaku bahwa masih ada orang baik di Riau, salah satunya adalah pemosting di fordisk instansiku. Tetapi, kemungkinan besar setelah bencana asap selesai, maka mereka akan kembali ke rutinitas. Nasehatku di fordisk belum tentu diindahkan. Kadang menyesakkan mencampuri urusan Tuhan. Tuhan lebih tahu seharusnya bagaimana dan berapa lama untuk menyadarkan umat dengan musibahnya. Tapi aku yakin, keturunan akan datang akan menjadi lebih baik karena ada sedikit doaku disana. Seperti contoh yang kubantu doa memiliki keturunan, maka si ibu bayi menjadi peduli dengan yayasanku karena "bisikan si jabang bayi" katanya. Katanya bawaan si bayi selalu ingin main kerumahku dan selalu ingin membalas budi atas sedikit bantuan doaku, yang akhirnya kusarankan untuk membantu anggota yayasanku.
Hal lain yang cukup menyesakkan adalah ada yang mengambil keuntungan dari hal ini, misalnya menganggap itu hanya karena ditabur garam, itu faktor SBY, dll......Tidak apa- apa, semoga lain kali aku bisa menjadi lebih bijak.
Seringkali aku mengalami hal serupa, termasuk membantu SP/RA kecil, maka belum tentu mereka membantuku dan anggota yayasanku secara langsung, terutama saat ini adalah bayi yang ditinggal mati bapaknya. Niatku adalah membantu team spiritual yang salah satunya adalah temanku. Temanku adalah salah satu yang sangat peduli terhadap orang lain, negara dan tentunya anggota yayasanku. Sambil mengumpulkan orang- orang baik. Semoga Allah menunjukkan bantuannya melalui tangan orang lain, bukan secara langsung dari orang yang kami tolong. Semoga Allah memudahkan jalan bagi yayasan kami.
#Kepedulian dan kebajikan seperti rantai yang saling menguatkan, seperti sapu yang digunakan untuk membersihkan, semakin banyak maka hasilnya semakin kuat dan semakin baik. Semoga umat menyadarinya. Amin
Bukti Kondisi 03.03.2014 tidak diedit beserta perkembangannya
supaya kelihatan bahwa tanpa editan.
Kondisi RA/SP kecil 15.03.2014:
Kondisi SP/ RA kecil pasca PILEG
Kita ikuti perkembangan selanjutnya
Minggu, 02 Maret 2014
Kondisi 03.03.2014
Bukan jarang menulis, akan tetapi fokus menulis untuk cerpen, puisi dan novel untuk lomba. Mencoba supaya dapat berbagi ilmu (pena lebih tajam dari pedang) dan syukur menambah ekonomi untuk menghidupi anggota yayasan kami.
Pertanyaan menggelitik: mengapa saat ini spiritual mengalami penurunan? Kita coba melihat beberapa masa:
- Masa wali songo, penuh dengan karomah dan kemenangan atas perang bagi ahli spiritual.
- Masa perdukunan, karena setelah wali songo banyak murid yang terbujuk duniawi dan akhirnya melenceng. Atau yang bukan murid tetapi berusaha sendiri, akhirnya tersesat. Harusnya beramal dan membimbing malah dijadikan profesi. Akhirnya ilmu yang dipunyai bukan dari Allah, tetapi dari jin, roh, dsb......pakai sistem khodam dan maksimal prewangan untuk yang sampai dunia roh.
- Masa dua ormas besar islam. Sekarang justru mulai menurun, karena masalah duniawi dan para kyai yang terjun dunia politik.
- Masa ustadz karbitan, hanya belajar ilmu kitab. Sekarang mulai pudar karena tergoda duniawi dan politik.
- Masa iman adalah amal. Besar/ kecilnya ilmu tergantung amal perbuatan kita. Sekarang kita memasuki masa ini.
Sosok gubernur, walikota, dan pimpinan daerah lain banyak yang sudah mulai sadar tentang hal ini. Hanya saja cara dan dasar pemikirannya berbeda. Akan tetapi tujuannya sama. Menciptakan keadilan.
InsyaAllah, salah satu tokoh yang "mengajak peduli dengan sedikit memberi bukti" akan dapat menjadi presiden RI. Sayang, wahyunya tidak begitu besar. Dipaksakanpun belum mampu menjadi ratu Adil bagi seluruh dunia, tetapi lumayanlah, menjadi tonggak kebenaran bagi kemenangan spiritual sejati.
Apabila dalam gambaran spiritual, siluman (Paling banyak adalah siluman ular), buto, jin, gendruwo diberantas oleh pasukan berkuda yang memakai panah dan berjirah keemasan. Memang mereka dibawah komando Budha dan Hindu. Apabila secara islam, maka Budha adalah Nabi Zulkifli AS. Intinya sama saja, roh beliau masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk membantu doa kepada umat di dunia. Di Al-qur'an telah disebutkan, bahwa orang alim yang meninggal sesungguhnya masih hidup. Yang dimaksud adalah rohnya.
Beberapa bagian kejahatan menyerah dan dikumpulkan di suatu tempat. Allah mengutus salah satu malaikat berpedang panjang untuk menjaga mereka. Suatu saat, mereka bisa membelot apabila ada kesempatan. Sehingga, jika terjadi maka mereka akan dibantai langsung oleh malaikat tsb.
Si RA/ SP "kecil" ini akan mengangkat pamor partai yang mengusungnya, sehingga 30 % PILEG bisa terpenuhi. Anggota partai yang kotor harus dibuang. Termasuk dari partai lain. Tidak boleh mengorbankan rakyat banyak demi memperbaiki mereka. Toh, mereka sudah banyak diberi kesempatan. Untung, Si RA/ SP "kecil" ini juga dibimbing sekelompok ahli spiritual. Meskipun kadang lepas kontrol, tetapi masih dapat dikendalikan. Selanjutnya Si RA/ SP "kecil" dapat dijadikan jembatan bagi Si RA/ SP sejagat.
Sedikit gambaran untuk penerima wahyu sebelumnya. Karena arogan, sistem dinasti, tidak tegas, pembiaran korupsi, merasa berhutang kepada partai, bukan rakyat maka hidup akhirnya akan terhina. Kejamnya beliau dengan mengorbankan "si pencari uang". Maka balasan "karma" akan diperolehnya. Belum hati rakyat yang terluka saat memilih beliau. Setelah tidak menjabat lagi, maka beliau akan diobrak- abrik.
Pertanyaan menggelitik: mengapa saat ini spiritual mengalami penurunan? Kita coba melihat beberapa masa:
- Masa wali songo, penuh dengan karomah dan kemenangan atas perang bagi ahli spiritual.
- Masa perdukunan, karena setelah wali songo banyak murid yang terbujuk duniawi dan akhirnya melenceng. Atau yang bukan murid tetapi berusaha sendiri, akhirnya tersesat. Harusnya beramal dan membimbing malah dijadikan profesi. Akhirnya ilmu yang dipunyai bukan dari Allah, tetapi dari jin, roh, dsb......pakai sistem khodam dan maksimal prewangan untuk yang sampai dunia roh.
- Masa dua ormas besar islam. Sekarang justru mulai menurun, karena masalah duniawi dan para kyai yang terjun dunia politik.
- Masa ustadz karbitan, hanya belajar ilmu kitab. Sekarang mulai pudar karena tergoda duniawi dan politik.
- Masa iman adalah amal. Besar/ kecilnya ilmu tergantung amal perbuatan kita. Sekarang kita memasuki masa ini.
Sosok gubernur, walikota, dan pimpinan daerah lain banyak yang sudah mulai sadar tentang hal ini. Hanya saja cara dan dasar pemikirannya berbeda. Akan tetapi tujuannya sama. Menciptakan keadilan.
InsyaAllah, salah satu tokoh yang "mengajak peduli dengan sedikit memberi bukti" akan dapat menjadi presiden RI. Sayang, wahyunya tidak begitu besar. Dipaksakanpun belum mampu menjadi ratu Adil bagi seluruh dunia, tetapi lumayanlah, menjadi tonggak kebenaran bagi kemenangan spiritual sejati.
Apabila dalam gambaran spiritual, siluman (Paling banyak adalah siluman ular), buto, jin, gendruwo diberantas oleh pasukan berkuda yang memakai panah dan berjirah keemasan. Memang mereka dibawah komando Budha dan Hindu. Apabila secara islam, maka Budha adalah Nabi Zulkifli AS. Intinya sama saja, roh beliau masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk membantu doa kepada umat di dunia. Di Al-qur'an telah disebutkan, bahwa orang alim yang meninggal sesungguhnya masih hidup. Yang dimaksud adalah rohnya.
Beberapa bagian kejahatan menyerah dan dikumpulkan di suatu tempat. Allah mengutus salah satu malaikat berpedang panjang untuk menjaga mereka. Suatu saat, mereka bisa membelot apabila ada kesempatan. Sehingga, jika terjadi maka mereka akan dibantai langsung oleh malaikat tsb.
Si RA/ SP "kecil" ini akan mengangkat pamor partai yang mengusungnya, sehingga 30 % PILEG bisa terpenuhi. Anggota partai yang kotor harus dibuang. Termasuk dari partai lain. Tidak boleh mengorbankan rakyat banyak demi memperbaiki mereka. Toh, mereka sudah banyak diberi kesempatan. Untung, Si RA/ SP "kecil" ini juga dibimbing sekelompok ahli spiritual. Meskipun kadang lepas kontrol, tetapi masih dapat dikendalikan. Selanjutnya Si RA/ SP "kecil" dapat dijadikan jembatan bagi Si RA/ SP sejagat.
Sedikit gambaran untuk penerima wahyu sebelumnya. Karena arogan, sistem dinasti, tidak tegas, pembiaran korupsi, merasa berhutang kepada partai, bukan rakyat maka hidup akhirnya akan terhina. Kejamnya beliau dengan mengorbankan "si pencari uang". Maka balasan "karma" akan diperolehnya. Belum hati rakyat yang terluka saat memilih beliau. Setelah tidak menjabat lagi, maka beliau akan diobrak- abrik.
Rabu, 01 Januari 2014
Pasca pendopo jadi
Sebelum selesainya pendopo, sudah 11 orang yang kami bantu. Tidak perlu kami cari, mereka datang sendiri.
4 orang sudah memperoleh pekerjaan. Sisanya masih membantu penyelesaian pendopo.
Selain pendopo yang istilahnya seperti bunga yang didatangi orang, anggota yang sudah memperoleh pekerjaan mengakui bahwa lokasi pendopo memiliki karomah. Lama mereka tidak memiliki pekerjaan, akhirnya bisa memperoleh pekerjaan.
Penduduk sekitar juga takut jika membangun di sekitar lokasi pendopo, katanya lokasinya angker/wingit. Alhamdulillah, pembangunan kami aman.
Sementara, yang mendekat baru penerima bantuan. Untuk pemberi bantuan, baru sekedarnya. Semoga, ada yang bonafit dan menyadari harta dunia hanya 2 % dan lebih memilih harta akhirat. Juga keyakinan bahwa balasan di dunia sebanyak 700 kali kebaikan sesuai ayat al-qur'an mereka percayai.
4 orang sudah memperoleh pekerjaan. Sisanya masih membantu penyelesaian pendopo.
Selain pendopo yang istilahnya seperti bunga yang didatangi orang, anggota yang sudah memperoleh pekerjaan mengakui bahwa lokasi pendopo memiliki karomah. Lama mereka tidak memiliki pekerjaan, akhirnya bisa memperoleh pekerjaan.
Penduduk sekitar juga takut jika membangun di sekitar lokasi pendopo, katanya lokasinya angker/wingit. Alhamdulillah, pembangunan kami aman.
Sementara, yang mendekat baru penerima bantuan. Untuk pemberi bantuan, baru sekedarnya. Semoga, ada yang bonafit dan menyadari harta dunia hanya 2 % dan lebih memilih harta akhirat. Juga keyakinan bahwa balasan di dunia sebanyak 700 kali kebaikan sesuai ayat al-qur'an mereka percayai.
Langganan:
Postingan (Atom)