Komentar saya di salah satu postingan member FB Harta Amanah Dunia:
***
Terima kasih cerita menariknya, Mbak Anita dan Pak Afdy.
Saya memastikan sangat mudah mengeluarkan harta di gudang. Hanya perlu seseorang dengan energi yang besar (energi keimanan), bolehlah dibilang energinya milik SP.
Cuman, konsep apakah yang dimiliki untuk ke depan? Ini jadinya hanya harta yang dijaga dari mulut harimau, akan masuk ke mulut serigala.
Saya yakin kalau konsepnya tentang menjaga sudah benar, pasti akan banyak yang mengeluarkan harta tersebut dengan sukarela oleh pemegang2nya.
Misalnya yang salah, konsep untuk membiayai bandara baru. Sama sekali tidak ada urgensinya. Di saat rakyat kelaparan, malah kita mendanai bandara.
Konsep seharusnya yang menurut saya benar adalah ada pembuatan alat ukur keimanan. Ini sebetulnya bisa. Energi keimanan seseorang tersebut bisa diukur. Sehingga, kelak para pengguna dana amanah dipastikan adalah orang yang tulus dan imannya tinggi. Kalau sekedar memakai konsep "karma", itu sama saja dengan konsep menghukum tanpa memperbaiki.
Kemudian yang kedua, kita menyiapkan wilayah spiritual yang sangat kuat. Dijadikan lokasi ibukota misalnya. Jadi, hanya orang tulus dan beriman saja yang bisa masuk. Konsepnya, lama2, wilayah ini akan meluas dengan banyaknya orang yang ikhlas untuk menjadi baik.
Btw, ini hanya pemikiran sederhana saya. Mungkin ada yang konsepnya lebih bagus, mohon wejangannya.
🙏
***
Sebetulnya secara ghaib gudang emas itu jelas ada. Ini yang lebih masuk akal bagi saya. Nanti tinggal diklaim oleh kerajaan mana dan tinggal dijual. Ini hanya memerlukan salah satu petinggi dari salah satu keraton di Indonesia, untuk unsur kepantasan saja. Faktanya, itu harta milik ummat sebetulnya.
Kalau konsep harta zaman kerajaan yang disimpan di bank dunia maupun harta bung karno saya rasa lebih susah terealisasi. Ada tulisan menarik tentang ini yaitu jika kita kalah perang (dijajah), maka harta tersebut termasuk disita.
To be continue......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar