Selasa, 08 Maret 2022

Pusaka Ampuh Trisula Weda

 Ini juga ajaib. Pak Kyai perlu beberapa tentara untuk membuka gerbang dan menjaga aula suatu tempat. Akhirnya kami ditemani sepuluh tentara.

Saat pusaka muncul, Pak Kyai menyuruh sepuluh tentara mengangkat, ternyata tidak kuat. Mereka padahal bersepuluh harusnya kuat mengangkat seberat 1 ton. Artinya berat pusaka ini dua tonan. Di tangan saya, seperti mengangkat raket saja. Dititipkan di warung saja mereka ketakutan karena kami perlu mengambil cupu.

Ini simbol trisula Weda yang dicari para Satrio Piningit. Ada di saya. Bukti lain, saya telah berhasil menemukan gunung emas bernilai 75.000 Triliun. Sedang on progress. Saya sedang mencoba mengubah pergub supaya memasukkan klausul rakyat boleh menambang. Karena pergub selama ini adalah peninggalan penjajah kolonial, sehingga yang bisa menambang adalah para mafia. Dan saat saya komunikasi dengan Mbah Grindang penguasa kawasan tersebut, hanya saya yang diperbolehkan mengelola. Faktanya, selama ini jika ditambang selalu longsor. Allah Maha Besar sehingga mafia tidak bisa mengambilnya. Dan ini kita bisa bebas hutang dan senilai 15 kali APBN. Ibaratnya, 15 tahun nggak bekerja, seluruh penduduk Indonesia bisa makmur. Tantangannya adalah jangan seperti Libya. Ya tinggal pengawasan saja. Setiap gunung diberi CCTV yang bisa diakses semua rakyat, hasilpun terbuka, dan hanya boleh untuk beli sembako maupun kegiatan sosial, dll.

Kata Pak Kyai ini memang Trisula ini simbol bahwa saya yang diberi mandat untuk mengelola SDA Indonesia ini. Kembali, ini sebab saya ikhlas melepas gaji 50 juta sebulan demi mengabdi kepada Allah SWT. Dan dua Sukma Mbah Fanani sudah ikut saya, yaitu Sukma pertama dan kesebelas. Kesebelas saat saya datang pertama kali ke tempat beliau dan sukma pertama karena misi besar saya setelah mendapatkan Trisula tersebut dan berdasarkan percakapan imajiner saya dengan Mbah Fanani bahwa beliau merestui perjuangan saya mensejahterakan Indonesia dan dunia plus diberi sukma pertama yang sengaja disimpan untuk saya. Katanya sudah ikut saya belasan tahun saat saya menyeberangi laut. Ternyata pada saat saya pindah dari SMP di Kalimantan naik Kapal Lawit untuk sekolah SMA di Yogya. Dan Sukma ini akhirnya fokus dengan saya kini. Kalau dulu, sambil ngemong/mantau kegiatan lain. Nah, tentang Sukma Mbah Fanani ini sudah disaksikan puluhan spiritual. Jadi, ada saksi bukan hanya pengakuan sepihak dari saya.


Trisula Weda Satria Piningit. Ayuk, yang layak, akan saya berikan gratis. Nanti biar energi dimasukkan kembali oleh Pak Kyai. Soalnya, sementara energi saya pakai.

Pergub warisan kolonial.
Hanya perlu klausul Pasal 11 ayat (2) huruf g. Tanah rakyat milik pribadi dan dimiliki penduduk berKTP setempat boleh menambang dengan laporan rutin, memasang CCTV dan diawasi Pemprov

Gunung Emas

Saya pernah beberapa kali minta izin Wali Mbah Fanani saat 48 sukmanya sedang pulang ke tenda semua. InsyaAllah tijab.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar