Selasa, 10 Desember 2013

Kyai/ Ulama tapi benci dengan sesama orang berilmu

Saat memecahkan suatu masalah, aku datang menemui salah satu Kyai/ Ulama di dareah Sukorejo. Diantar oleh Omku. kata omku, orangnya baik banget dan suka membantu orang sekitar. Sebelum kesana, mampir ke Indomaret membeli roti.

Baru mengetuk pintu, sudah memaki- makiku. "Ngopo kyai- kyai ro dukun2 do rene? Aku ki ra isoh opo2". Bengong, aku masih belum mengerti yang dimaksud. kemudian akupun mengutarakan keperluanku. Dikatakan bahwa aku harus membeli air luh kepunyaan beliau supaya guna- guna yang kutangani berhasil.

Hati kecilku berkata tidak. lalu kukatakan: "Maaf, saya belum bawa uang". Lalu saya pamitan pulang.

Masak, mau menolong orang harus membayar. Kerja dulu donk baru minta gaji. Selain itu, dari kaca depan kulihat dia mengamati bingkisanku dengan seksama. Padahal yang membeli adalah pamanku. Karena pamanku sudah mengantarku sejak awal untuk berbagai keperluan, beliau bilang: "Kyai/ Ulama kui berarti ngerti nek sampeyan berilmu, paling dikira oleh2e sampeyan dipasangi ilmu". Disini aku juga masih belum bisa tahu tentang makna ilmu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar